iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (Net)

JAMBIUPDATE.COKUALA TUNGKAL - Angka penderita Gizi Buruk setiap tahun di Kabupaten Tanjabbar semakin bertambah. Rata-rata yang mengalami gizi buruk ketika seorang anak tidak lagi mendapatkan asupan ASI dari ibunya. 

Di 2018 ada tiga kasus, kemudian di 2019 ada empat orang dan 2020 ini ada kemarin satu yang meninggal. “Kalo untuk yang tahun 2018 dan 2019 alhamdulillah dalam keadaan sehat," kata Kadis Kesehatan melalui Kabid Kesehatan Masyarakat, Erida Manalu.

Dikatakannya, dalam kasus 2019 terdapat satu anak yang mempunyai penyakit jantung dan sampai sekarang tidak bisa ditangani gizi buruknya. Meskipun demikian pihaknya tetap melakukan pemantauan terhadap anak gizi buruk. 

‘’Rata-rata terhadap anak gizi buruk ditemukan dari hasil temuan di Puskemas. Diagnosa awal itu gizi kurang, kemudian dinkes turun, kalo masih kategori gizi kurang dan bisa di tangani rawat jalan maka dilakukan rawat jalan," ungkapnya

Ernida berharap kepada orang tua untuk dapat mengontrol gizi anak sehingga terhindar dari faktor resiko anak kurang gizi. Hal yang perlu diperhatikan adalah ketika anak sudah tidak mendapatkan asupan dari ASI ibunya. 

"Yang kita temukan itu usia 11 sampai 18 bulan, ada juga 34 bulan. Tapi rata-rata itu  anak yang sudah selesai diberi asi, mulai dia jajan, makan, nah itu kadang gizinya yang tidak terpenuhi," pungkasnya. (sun) 


Berita Terkait